Kamis, 30 Agustus 2012

Kegelisahan Hidup

Terkalahkan akan egois
Menganggap diri tak pantas untuk hidup
Selalu negativan yang menguasai
Takut karena tak didukung

Tuhan, bangunkan aku sekarang
Bangunkan dari ketakutan
Bangunkan dari kenegativan
Bangunkan dari rasa pesimis ini

Aku tak tahu cara berserah diri
Aku tak tahu cara menaklukan rasa ini
Rasa takut yang menghantui ini
Aku tau aku yang bersalah

Jika Kau memberikan ku pilihan yang ketiga
Aku kan memilihan itu Tuhan
Saat cobaan yang diberiMu membara
Aku tak tahu cara menaklukannya

Aku tak pantas dihantui rasa kegembiraan saat ini
Aku butuh cobaanMu lagi Tuhan
Buatla aku menangis akan salahku
Buatlahku cara berserah diri yang benar

Diriku tak pantas untuk dicintai
Diriku tak pantas untuk diberi
Kalimat pesimis ini membuatku terpuruk
Jauhkan ini Tuhan Jauhkan ini Tuhan..

Kamis, 23 Agustus 2012

patah hati

Waktu telah ku luangkan untukmu
Saat gelisah aku tetap untukmu
Saat senang aku pun tetap disisimu

Walau kamu tak mengerti keadaan ini
Disaat aku tetap disisimu
Kau tetap mencari seseorang
Seseorang yang membuatku terluka

Diam saat kau bercanda tawa
bercanda tawa dengan seorang yg tak mengerti pengorbanan
Salah paham ataukah keegoisan diri
Tapi aku menganggap ini keterpurukan batin

Jangan bicara jika kau bisu
Bisu akan cintaku
Aku tak mengerti keadaan ini
Butuh waktu untuk memahami


Jumat, 10 Agustus 2012

terdiam, jadi bikin ini

Waktu adalah musuh
Keadaan adalah boomerang
Benci akan keadaan seperti ini
Kebencian itu pun menjadi boomerang yg merusak masa depan

Jika ada dua pilihan yang berpihak kepadaku
Aku tidak akan memilih keduanya
Pilihan semua itu adalah kebencian
Lebih baik ada pilihan ketiga

Kasih sayang yang dibutuhkan
Saat diam pikiran tertuju akan dua pilihan
dua pilihan yg membawa ku dalam kegalauan
Kegalauan tanpa kehadiran orang yg disayang

Tegar, memang harus tegar
Apakah harus tegar dan berdiam
Melihat hati ini terpuruk
Terpuruk tidak ada kasih sayang saat ini

Hadirlah dalam mimpi ini
Mimpi yg sebentar tapi indah
Mimpi yang membawa ketenangan
Mimpi yang menjadi penyemangat

Hanya berdoa kepada yang diatas
Kalimat doa ku selalu ada kalian
Berharap dan berdoa meminta seperti yang dulu
Aku ingin keadaan  yang membawa kebahagian

Satu kata yang aku pikirkan
Sayang, kata itu yg menjadi beban
Sayang dari kalian adalah pencerahan jiwa saat ini
Please give me that !!

Kamis, 09 Agustus 2012

Puisi Kehidupan

Kerasnya hidup adalah kehidupan
diam tak berdaya saat dikeraskan
lesu dan berfikir positif saat ini
yakin akann sukses walau keras

Gagah akan terhadap kerasnya hidup
Berfikir positif akan keNegatifan hidup
Doa menyambung antara kedua kehidupan
menjadi lah diriku semangat

Yakin meraih kata "Sukses"
Haramkan badanku atas kata "Diam"
Hingga aku tak bisa diam melihat keterpurukan
Bangkit bersama kegagahan, positif tentang kehidupan, dan doa.


Karawang

Kabupaten Karawang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten Cianjur di selatan.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa (sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km2.karawang termasuk salah satu wilayah Jabodetabek yang berbatasan dengan Jakarta, serta merupakan lokasi banyak pabrik serta berbagai aktivitas industri lainnya. Pertumbuhan ekonomi Jakarta telah turut meningkatkan pesatnya pembangunan perumahan dan lonjakan penduduk di kabupaten ini.


Kata karawang muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:
leteng karang ti Karawang,
leteng susuh ti Malayu,
pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
pinang tiwi ngubu cai,
Dalam bahasa Sunda, karawang mempunyai arti "penuh dengan lubang". Bisa jadi pada daerah Karawang zaman dulu banyak ditemui lubang.


Wilayah Karawang sudah sejak lama dihuni manusia. Peninggalan Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menunjukkan pemukiman pada awal masa moderen yang mungkin mendahului masa Kerajaan Tarumanagara. Penduduk Karawang semula beragama Hindu dan wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.
Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka Karawang terbagi dua. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati membagi Karawang menjadi dua bagian; sebelah timur masuk wilayah Cirebon dan sebelah barat menjadi wilayah Kesultanan Banten.[5] Agama Islam mulai dipeluk masyarakat setempat, pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan "Syekh Quro", memberikan ajaran; yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Songo. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang, Karawang

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar dataran pantai yang luas, terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan endapan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Sedangkan di bagian tengah kawasan perbukitan yang sebagian besar terbentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian Selatan terdapat Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m diatas permukaan laut


Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia meencetak uang kertas, uang logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, pita cukai, materai dan lain sebagainya.
Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat. Ditambah akan di rencanakan pembangunan pelabuhan cilamaya yg akan dilaksanakan pembangunan tahun 2013, dan pembangunan bandara yang dikerjakan tahun 2015.

Dan jika Karawang sekarang menjadi Ibukota Kab. Karawang menjadi kotamadya, maka Ibukota Kab. Karawang akan di pindahkan ke rengasdengklok, atau rawamerta.